Selasa, 04 Maret 2014

cerita dibalik baju putih #pengukuhan angkatan 15 KSR PMI UNIT UNJANI

Inilah sepenggal cerita dari seorang relawan

Hari ini aku dan teman teman senasib sepenanggunganku di KSR PMI unit UNJANI telah dikukuhkan. "Ambar anshula" angkatan 15.

Bahagia memang rasanya, setelah kurang lebih 7 bulan kita bersama-sama melewati semua rintangan yang ada di depan mata kami.
Kegiatan KSR yang seabreg membuat kami menjadi seseorang yang lebih tangguh dari sebelumnya. Gebyar, tim kesehatan ospek kampus, donor darah, dan segudang kesibukan lain yang yang harus kami hadapi dengan ikhlas dan sukarela. Disini kami tidak dibayar, tidak diberi imbalan apapun kecuali keikhlasan dan ketulusan kami dalam menolong sesama yang membutuhkan. Itulah modal yang kami miliki.
Berat memang, belum lagi masalah akademik yang menjadi prioritas utama kami dan masalah orang tua.

Setelah pengukuhan tadi banyak pelajaran hidup yang aku dapatkan.
Apa yang kami dapatkan sekarang dari KSR memang pahit, tapi ini semua akan berujung manis kelak. Itu yang para senior katakan pada kami.

Kami ambar anshula beranggotakan 19 orang dengan sifat dan watak yang berbeda-beda, tp justru perbedaan inilah yang membuat kami semakin dekat layaknya sebuah keluarga.
Dalam sebuah organisasi pasti pernah ada masalah keanggotaan. Begitu pun kami. Sakit rasanya jika teman yang telah kita perjuangkan pergi meninggalkan kita. Betapa sulitnya mempertakankan keutuhan keluarga kecil kami ini. Bukan hal yang mudah untuk bisa mempertahankan seseorang agar tidak pergi meninggalkan kami. Hal itu menjadi tamparan hebat bagi kami. Dan itulah yang pernah kami alami.

Ketika kita akan dikukuhkan salah seorang dari kami sebut saja 001 mengundurkan diri dari keanggotaan. Sebuah prinsip yang kuat yang dia pegang berlawanan dengan kami di KSR. KSR itu untuk kemanusiaan, dan saya disini bukan untuk kemanusiaan. Itu yang dia ucapkan ketika kami tanya alasannya. Kami hanya bisa menatap wajahnya. Ini merupakan sebuah tamparan hebat bagi kami. Namun apa daya, keputusan  yang telah dia buat harus bisa dia pertanggung jawabkan. Akhirnya dia pun mengundurkan diri secara baik-baik.

Setelah kejadian itu akhirnya tibalah detik-detik dimana kami akan dikukuhkan. Kami semua saling merangkaul satu sama lain, berpegang tangan seolah tak ingin ada keluarga kami yang akan pergi meninggalkan kami lagi. Kami semua menutup mata, baju putih pun disematkan pada pundak kami. Rasa haru bercampur bahagia semuanya bercampur aduk. Tidaklah mudah untuk sampai di titik ini. Ketika kami membuka mata, terlihat ada yang janggal. Ada seorang dari teman kami sebut saja 002 yang tidak mendapatkan baju putih tersebut. Dengan alasan bahwa dia tidak mencapai standar yang ada untuk menjadi anggota biasa. Mata kami tertuju padanya. Kami tidak ingin ada salah satu dari kami yang tidak dikukuhkan. Dengan perjuangan kami mempertahankan dia, akhirnya dia pun dikukuhkan dan mendapat baju putih. Satu orang bagi kami itu sangat berharga.

Baju PDH putih telah kami dapatkan. Namun apalah artinya sebuah baju jika kami tidak mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dibandingan ketika kami memakai syal. Nyawa pasien yang kami tangani ada di pundak kami. Menjadi seorang anggota biasa di KSR bukan hanya hal gaya-gayaan, tapi ini merupakan sebuah tanggung jawab yang besar. Keilmuan yang telah kami dapatkan hrs bisa kami aplikasikan, kesiapan mental dan fisik pun harus kami pegang.

Seorang senior pernah berkata padaku. "Saya yakin  orang yang di didik di KSR akan menjadi orang yang sukses, jangan khianati kepercayaan orang tua kamu." Kata kata itu yang akan selalu saya ingat. Fisik dan mental ku dibentuk disini. Aku merasa menjadi orang yang 100 kali lebih kuat dari sebelumnya setelah berada disini. Aku nyaman berada disini. Bersama keluarga baru ku. Bersama dengan teman yang ada disaat aku senang maupun susah. Merekalah alasan kenapa aku bisa bertahan sampai sekarang di organisasi "bencana" ini.
Go fight AMSHU!!!!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar